pertanyaan tentang ilmu kalam

Terakhirdiperbaharui: Kamis, 25 November 2021 pukul 8:31 am. Tautan: Hadits-Hadits Tentang Sifat Kalam ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah Tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-SifatNya. Pertanyaanmengenai ke-ada-an sesuatu membuka jalan untuk meneliti "hakikat" kodratnya dan sejauh mana barang itu dapat dikenal dan dimengerti. [8] Dari sini tersirat bahwa Ibnu Sina mendekatkan pendirian (mengkompromikan) antara filsafat, ilmu kalam, dan tasawuf agar berjalan saling memberi dan melengkapi. Sedangkan bagi Ibnu Rusyd HADISTTENTANG ILMU FAROIDL; Posted on April 13, 2012 by PISS-KTB. PERTANYAAN: Arif Bilah. assaalamu 19 Khutbah 66 Motivasi 361 Tashawuf 441 Ngaji Online 5 Audio 256 Download 53 Kalam Salaf 51 Meme Islami 79 Video 405 Sejarah 93 Biografi Ulama 334 Kisah Islami . Mari Bergabung. Ebook Bidah, komplit Download. Hello. Add your message here Padaumumnya, dalam ilmu filsafat kita mempelajari ilmu ini dari filsuf, pemikir dan ilmuwan hebat di seluruh jaman dan seluruh dunia. Tapi kita juga bisa mempelajari ilmu filsafat dengan mempelajari banyak pengetahuan tentang hidup dan dunia. Pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang alam semesta melahirkan ilmu fisika. Melihat), Kalam (Berbicara), Iradah (Berkemauan), Qudrah (Kuasa) dsb. Namun,ilmu kalam tidak menjelaskan bagaimanakah seorang hamba dapat merasakan langsung bahwa Allah mendengar dan melihatnya; bagaimana pula perasaan hati seseorang ketika membaca Al Quran Pertanyaan itu sulit dijawab bila hanya melandaskan diri pada ilmu tauhid atau ilmu Site De Rencontre Gratuit Pour Femme. Transcript Nama Asep Syarifudin NIM 15110056 Fakultas Ushuluddin TH Semester 3 Lima Pertanyaan dan Jawaban Tentang Ilmu Kalam 1. 2. 3. 4. 5. Apakah nama lain dari ilmu kalam ? Apa definisi ilmu kalam ? Sasaran pembahasan ilmu kalam apa saja ? Buah atau hasil dari mempelajari ilmu kalam itu apa ? Darimana sumber pengambilan ilmu kalam ? Jawaban 1. Yaitu ilmu tauhid/teologi, ilmu hakikat, ilmu aqoid, ilmu ushuluddin, ilmu aqoidul iman, ilmu uluhiyyah dan ilmu ma’rifat. 2. Secara bahasa yaitu ‫ن الشيئ واحد‬ ‫ العلم بأ ن‬mengetahui bahwa sesuatu itu adalah satu. Secara syar’i yaitu ‫إفراد المعبببود‬ ‫باالعبببادة مببع اعتقبباد وحببدته والتصببديق بهببا ذاتببا وصببفاتا وأفعببال‬ menunggalkan Alloh yang disembah dalam beribadah serta mengi’tikadkan keesaan-Nya, menerima dan mengakui ketunggalan dzat-Nya, sifat-Nya dan perbuatan-Nya 3. Yaitu Dzat Alloh, dzat Rosul, barang yang mumkinul wujud dan aqidah sam’iyyah. 4. 1. Ma’rifat kepada Alloh dan Rosul-Nya disertai dengan dalil-dalil yang yakin 2. Menentukan kebahagiaan yang abadi di akhirat 5. Dasar yang dipakai sumber dalam ilmu kalam adalah dalil aqli argumentasi petunjuk akal dan dalil naqli petunjuk al-Quran dan Hadits Persoalan Iman aqidah agaknya merupakan aspek utama dalam ajaran Islam yang didakwahkan oleh Nabi masalah aqidah ini dalam ajaran Islam tampak jelas pada misi pertama dakwah Nabi ketika berada di Mekkah. Pada periode Mekkah ini, persoalan aqidah memperoleh perhatian yang cukup kuat dibanding persoalan syari’at, sehingga tema sentral dari ayat-ayat al- Quran yang turun selama periode ini adalah ayat-ayat yang menyerukan kepada masalah keimanan. Munculnya berbagai kelompok teologi dalam Islam tidak terlepas dari faktor historis yang menjadi landasan kajian. Bermula ketika Nabi Muhammad saw wafat, riak-riak perpecahan di antara kaum Muslim timbul kepermukaan. Perbedaan pendapat dikalangan sahabat tentang siapa pengganti pemimpin setelah Rasul, memicu pertikaian yang tidak bisa dihindari. Semua terbungkus dalam isuisu yang bernuansa politik, dan kemudian berkembang pada persoalan keyakinan tentang tuhan dengan mengikutsertakan kelompok-kelompok mereka sebagai pemegang “predikat kebenaran”. Munculnya corak pemikiran yang beragam dalam Islam disebabkan karena semakin luasnya wilayah Islam ke Timur dan ke Barat. Umat Islam mulai bersentuhan dengan keyakinan dan pemikiran dari ajaran-ajaran lain, terutama filsafat Yunani. Seperti diketahui wilayah-wilayah yang bergabung dengan Islam, terutama di bagian Barat adalah wilayah-wilayah yang pernah diduduki oleh bangsa RomawiYunani. Makalah ini akan mencoba menjelaskan aliran Jabariyah dan muktazilah. Dalam makalah ini penulis hanya menjelaskan secara singkat dan umum tentang aliran Jabariyah dan Qadariyah. Mencakup di dalamnya adalah latar belakang lahirnya sebuah aliran dan ajaran-ajarannya secara umum. Pengertian Ilmu Kalam – Para ahli pakar ilmu kalam menjadikan persoalan teologi sebagai pokok kajian. Membahas tentang masalah ilmu kalam, pasti lebih mengarah serta menekankan pada suatu pemikiran. Supaya bisa mempertahankan agama Islam dari berbagai anacaman dan tantangan dari kita mengetahui lebih dalam tentang ilmu kalam, alangkah baiknya baca dulu pengertian tentang filsafat ilmu. Sebagai tambahan wawasan kepada teman-teman pakar ahli kalam telah menjelaskan tentang pengertian ilmu kalam. Lalu apa itu pengertian ilmu kalam? Nah, mari kita simak artikel ini sampai Ilmu Kalamsumber umum ilmu kalam membahas suatu masalah atau topik tertentu. Secara bahasa ilmu kalam memiliki arti perkataan, sedangkan menurut istilah adalah suatu ilmu yang membahas mengenai Allah dan itu, ilmu kalam juga sering di identikkan denga ilmu tauhid dan teologiApa Pengertian Ilmu KalamIlmu kalam merupakan salah ilmu yang membahas tentang dasar-dasar agama Islam. Agar manusia tidak salah dalam memahami Islam secara menyeluruh. Serta menjadi dasar untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu itu, ilmu kalam menjadi hal yang cukup penting untuk dipelajari dalam zaman ini. Bagi mereka yang ingin memperdalam ajaran telah menemukan ilmu kalam sebagai suatu ilmu yang membahas tentang ilmu ketuhanan ketauhitan. Beliau merupakan tokoh muslim yang sangat jenisu pada masa membahas tentang ketuhanan ilmu juga membahas tentang sifat-sifat Allah serta eksistensi dan zat Allah. Mulai dari masalah sesudah mati yang berlandaskan dengan dokrin Islam serta masalah yang ada di ilmu khaldun ilmu kalam ini berpijak dari rukun iman yang harus dipercayai oleh semua orang muslim. Rukun iman ini harus dibuktikan dengan cara yang rasional, agar memperoleh keselamatan di dunia dan Khaldun telah membahas bahwa ilmu kalam merupakan ilmu yang berisi alasan-alasan untuk mempertahankan kepercayaan iman. Dengan menggunakan dalil-dalil dari para salaf dan agli syekh Muhammad ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah serta itu, ilmu kalam juga membahas tentang risalahnya para Nabi dan Rasul, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan beliau ilmu kalam adalah ilmu yang membahas aqidah seorang yang berasal dari argumen-argumen yang rasional. Serta sebagai ilmu yang sangat erat hubunganya dengan keyakinan Ilmu Kalamsumber ilmu kalam memiliki arti strategis dalam pembentukan perabadan bangsa Indonesia dan penanaman aqidah. Adapun mempelajari ilmu kalam diantaranya sebagai berikutMewujudkan manusia agar selalu mempunyai akhlak yang mulia sebagai manifestasi dari ajaran dan ajaran nilai-nilai aqidah kemampuan dalam berfikir, memahami, serta mengajarkan kepada para murid tentang ilmu kalam. Sehingga para murid menjadi muslim yang penuh tanggung jawab dan bijaksana dalam menjalani kehidupan di aqidah melalui pengetahuan kepada para masyarakat. Sehingga bisa menjadi manusia yang terus berkembang dalam ketaqwaan dan keimanan kepada Mempelajari Ilmu Kalamsumber mempelajari ilmu tentu kita tidak akan pernah sia-sia, parti ada keutamaanya. Lalu apa keutamaan dalam mempelajari ilmu kalam? berikut diantaranyaBisa Menerapkan Amalan Secara KonsistenTentu tidak akan mudah retak dibanding yang hanya sekedar menyakini tanpa dasar ilmu pengetahuan yang dapat ilmu kalam dalam agama Islam tentu akan membuat kita tetap istiqamah dalam menjalani perintah Allah. Mengapa kita bisa istiqamah? Karrna hal ini ini sudah diperkuat dengan ilmu dasar-dasar Islam sebagai pondasi Mudah Melenceng dari Ajaran AgamaBagi manusia yang sudah mempelajari ilmu kalam tentu tidak mudah melenceng dari ajaran agama Islam. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ۗ وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَوْلِيٰۤــئُهُمُ الطَّا غُوْتُ ۙ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِ ۗ اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَArtinyaAllah adalah pelindung bagi orang-orang yang beriman, dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya iman. Adapun orang-orang kafir pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka, serta kekal di dalamnyaBisa Memperkuat Dasar Pengetehuan IslamIlmu kalam merupakan ilmu yang harus sesuai dengan realita secara objektif. Dengan itu, mempelajari ilmu kalam kita dapat mengetahui dasar-dasar ilmu agama kita tidak perlu khawatir bahkan takut dalam permasalahan ketahuitan, jika memang linier dengan Al-Qur’an. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّـقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَArtinyaSungguh kami telah mendatangkan Al-Qur’an kepada mereka yang kami jelaskan atas dasar pengetahuan. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-oran yang ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa ada perbedaan antara orang Islam dan orang kafir. Yang tidak yaqin dengan hukum pembahasan di atas dapat kita simpulan bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang keyakinan seorang dengan tuhanya. Dengan menggunakan dalil Naqli dan yang Bisa Kita Ambilsumber pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan, bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang keyakinan manusia dengan tuhannya. Dengan menggunakan dalil Naqli dan disini dulu pembahasan tentang pengertian ilmu kalam, semoga bisa bermanfaat dan bisa menjadi tambahan ilmu untuk ada kesalahan dalam artikel ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya, sekian terimah lupa bantu share. Rangkuman sejarah munculnya ilmu kalam dan firqoh aliran ilmu kalam. Melanjutkan artikel kami yang membahas ilmu kalam, yaitu pengertian ilmu kalam secara etimologi dan terminologi, pada kesempatan kali ini kami akan membagikan sejarah munculnya ilmu kalam. Akan tetapi, selain sejarah ilmu kalam kami juga akan membagikan materi tentang 4 aliran firqah ilmu kalam. Buka juga Pengertian Ilmu Kalam Secara Etimologi dan Terminologi 1. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam Yang pertama akan kita bahas yaitu sejarah ilmu kalam. Sejarah ilmu kalam jika dijabarkan akan menjadi sejarah yang cukup panjang, mengingat sejarah ilmu kalam akan dimulai sejak zaman khulafaur rasyidin, zaman bani umayyah, dan zaman bani abbasiyah. Karena sejaraah ilmu kalam cukup panjang, oleh karena itu, berikut ini akan kami sampaikan rangkuman sejarah munculnya ilmu kalam. Rasulullah Saw, selama di Mekah mempunyai fungsi sebagai kepala agama. Setelah hijrah ke Madinah fungsinya bertambah juga menjadi kepala pemerintah. Beliaulah yang mendirikan politik yang dipatuhi oleh kota ini, sebelum itu di Madinah tidak ada kekuasaan politik. Setelah wafat, Rasulullah digantikan dengan Abu Bakar, lalu Umar bin Khattab selanjutnya digantikan Utsman bin Affan ra lalu Ali bin Abi Thalib ra. Utsman bin Affan ra merupakan khalifah berlatar belakang pedagang kaya. Tetapi, ahli sejarah mengatakan bahwa Utsman termasuk khalifah yang lemah, karena tidak dapat menentang keluarganya yang berpengaruh berkuasa di pemerintahan. Sehingga mereka menjadi gubernur-gubernur di daerah kekuasaan Islam dengan mengganti gubernur-gubernur yang dulu diangkat oleh Umar bin Khattab ra, yang dilkenal kuat dan tak memikirkan keluarga. Tindakan politik Utsman bin Affan ra, memecat gubernur-gubernur angkatan Umar bin Khattab ra, memancing reaksi yang tidak menguntungkan baginya. 500 orang memberontak di Mesir sebagai reaksi atas diberhentikannya gubernur Umar bin 'Ash yang diangkat Umar dan digantikan Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sar dari keluarga Utsman bin Affan ra yang berujung terbunuhnya Utsman bin Affan ra Setelah Utsman bin Affan ra wafat, kekhalifahan diganti Ali bin Abi Thalib ra. Tetapi segera dia mendapat tantangan dari Thalhah dan Zubair dari Mekah yang mendapat dukungan dari Aisyah ra. Gerakan ini dapat dipatahkan oleh Ali dalam pertempuran di Irak tahun 656 M. Thalhah dan Zubair mati terbunuh dan Aisyah ra masih hidup lalu dikirim kembali ke Mekah. Tak cuma di sini, tantangan berikutnyà muncul dari Mu'awiyah, gubernur Damaskus dan keluarga dekat Utsman bin Affan ra. Sebagaimana Thalhah Zubair, dia tidak mengakui Ali bin Abi Thalib ra sebagai khalifah. la menuntut kepada Ali bin Abi Thalib ra supaya menghukum para pembunuh Utsman bin Affan ra, bahkan ia menuduh Ali turut campur dalam soal pembunuhan Ustman. Salah seorang pemberontak Mesir yang datang ke Madinah dan kemudian membunuh Utsman bin Affan ra adalah Muhammad Ibnu Abi Bakar yang tidak lain adalah anak angkat dari Ali bin Abi Thalib ra. Ali bin Abi Thalib ra dalam kenyataannya tidak mengambil tindakan keras terhadap pemberontak-pemberontak itu, bahkan Ali bin Abi Thalib ra mengangkat Mu- hammad Ibnu Abi Bakar menjadi gubernur Mesir. Terjadi pertempuran antara pasukan Ali bin Abi Thalib ra dan Mu'awiyah bin Abu Sofyan di Shiffin, Mu'awiyah terdesak, Amr bin 'Ash tangan kanan Mu'awiyah mengangkat Al-Qur'an ke atas sebagai tanda ajakan damai. Para Qurro dari kalangan Ali bin Abi Thalib ra menganjurkan untuk menerima, sebagian pasukan Ali bin Abi Thalib ra menganjurkan menolaknya. Tetapi Ali bin Abi Thalib ra memilih menerima. Dengan demikan, dicarilah perdamaian dengan mengadakan arbitrase. Sebagai mediator diangkat dua Amr bin 'Ash dari Mu'awiyah dan Abu Musa Al-Asy'ari dari pihak Ali bin Abi Thalib ra. Sebagai yang lebih tua Abu Musa maju terlebih dahulu dan mengumumkan kepada orang ramai, putusan menjatuhkan kedua pemuka tersebut. Berlainan dengan Amr bin Ash mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali bin Abi Thalib ra, tetapi tidak penjatuhan mu'awiyah. Bagaimanapun peristiwa ini merugikan Ali bin Abi Thalib ra dan menguntungkan Mu'awiyah sebagai khalifah yang ilegal. Terhadap sikap Ali bin Abi Thalib ra yang mau mengadakan arbitrase menyebabkan pengikut Ali bin Abi Thalib ra terbelah menjadi dua yakni golongan yang menerima abitrase dan golongan yang sejak semula menolak arbitrase. Mereka yang menolak berpendapat bahwa hal itu tidak dapat diputuskan lewat arbitrase manusia. Putusan hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum Allah dalam Al-Qur'an, la hukma illa lillah tidak ada hukum selain hukum dari Allah la hakama illa Allah tidak ada perantara selain Allah. Mereka menyalahkan Ali dan karenanya keluar serta memisahkan dari barisan Ali bin Abi Thalib ra disebut kaum Khawarij. Kaum khawarij memandang para pihak yang menerima arbitrase yaitu Ali bin Abi Thalib ra, Mu'wiyah, Amr bin 'Ash dan Abu Musa Al-Asy'ari sebagai kafir dan murtad karena tidak berhukum kepada hukum Allah berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Maidah 44, karenanya halal dibunuh. Hal ini tidak hanya mempunyai implikasi politik yang tajam, tetapi juga meningkat kepada persoalan-persoalan teologi, yang melahirkan beberapa aliran teologi firqah 2. Aliran IImu Kalam Firqah/ Golongan Ilmu Kalam Berakhirnya zaman khulafaur rasyidin bebarengan dengan munculnya aliran ilmu kalam. Jadi, lahirnya aliran ilmu kalam ini merupakan bagian dari sejarah lahirnya ilmu kalam. Aliran ilmu kalam dikenal juga dengan sebutan golongan ilmu kalam atau firqah ilmu kalam. Nah, apa saja aliran ilmu kalam? Setidaknya ada 4 aliran firqah ilmu kalam, antara lain aliran khawarij, aliran murji’ah, aliran jabariyah, dan aliran Qadariyah. Berikut ini penjelasan satu persatu tentang aliran ilmu kalam. 1. Aliran/ Firqah Khawarij Merupakan golongan yang keluar dari golongan Ali, menentang golongan Ali dan Muawiyyah. Ajaran mereka adalah mereka yang melakukan dosa baik besar maupun kecil mereka dihukumi kafir, dan yang berhak mendudukuki jabatan khalifah itu bukan hanya orang orang kafin 2. Aliran/ Firqah Murji'ah Merupakan golongan yang timbul pada saat terjadinya pertikaian anatara Ali, khawarij dengan golongan muawiyyah, golongan ini bersifat netral tidak memihak salah satu golongan ini. Ajaran mereka yaitu orang yang melakukan dosa baik besar maupun kecil tidak dihukumi kafir tidak juga mukmin melainkan dikembalikan kepada Allah SWT pada hari kiamat. 3. Aliran/ Firqah Jabariyah Merupakan golongan yang timbul bersamaan dengan firqah Qodariyyah yaitu timbul karena menentang kebijakan politik bani Umayyah yang dianggap kejam. Ajaran mereka yaitu apapun yang dilakukan manusia baik dan buruk adalah terpaksa karena semua yang mengatur apa yang dilakukan manusia hanyalah Allah SWT. Jadi manusia tidak tahu apa-apa. 4. Aliran/ Firqah Qadariyah Pertumbuhan golongan ini karena peretentangan terhadap kebijakan bani Umayah yang sangat kejam. Ajaran mereka yaitu Allah itu adil maka Allah SWT akan menghukum orang orang yang berbuat jahat dan memberi kebaikan kepada orang-orang yang berbuat baik. Manusia itu bebas menentukan nasibnya sendiri dan memilih perbuatan yang baik ataupun buruk. Jika Allah SWT menentukan terlebih dahulu nasib kita maka Allah itu dzalim. Buka juga Pengertian Ilmu Kalam Secara Etimologi dan Terminologi Demikian materi tentang rangkuman sejarah muncul dan lahirnya ilmu kalam, serta aliran-aliran ilmu kalam. Jika tidak puas dengan artikel tentang sejarah ilmu kalam, buka juga materi ilmu kalam di blog ini. - Kemunculan Ilmu Kalam dalam Islam berawal dari peristiwa tahkim atau arbitrase antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Perseteruan politik ini tidak hanya memecah belah Islam dalam perkara pemerintahan, namun juga bergeser ke penafsiran teks agama yang melahirkan disiplin Ilmu Kalam. Secara definitif, Ilmu Kalam adalah ilmu yang mempelajari masalah ketuhanan atau akidah. Padanan kata populernya adalah teologi Islam. Harun Nasution dalam buku Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah 1987 menuliskan bahwa Ilmu Kalam adalah “ilmu yang membahas wujud Allah, sifat-sifat-Nya, kenabian, alam, dan hubungan Tuhan dengan makhluk-makhluknya". Di masa kenabian, tidak ada perdebatan mengenai perkara akidah dan ketuhanan. Nabi Muhammad merupakan rujukan tunggal. Orang-orang yang berselisih mendatangi beliau SAW untuk mencari pencerahan sehingga tidak ada perbedaan pendapat di kalangan sahabat mengenai perkara ketuhanan. Selain itu, Nabi Muhammad juga sempat melarang sahabatnya bertanya mengenai qadar yang nantinya menjadi kontroversi di kalangan ahli Ilmu Kalam. Selepas wafatnya Rasulullah, barulah aliran pemikiran Islam bermunculan. Ilmu Kalam kemudian lahir ketika terjadi perseteruan politik di masa Ali bin Abi Talib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Sebenarnya, embrionya sudah tampak di masa kekhalifahan Usman bin Affan. Di masa itu, orang-orang yang memiliki paham seragam saling berdiskusi membincangkan pemikiran mereka. Lantas, ketika terjadi peristiwa arbitrase, mereka muncul mengungkapkan pandangan mereka masing-masing dan menentukan sikap terhadap Ali dan Muawiyah. Peristiwa arbitrase itu terjadi pada perang Shifin pada 657 M, pertempuran antara kubu Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Perang ini merupakan serangan Ali terhadap Muawiyah yang tidak mau tunduk kepada pemerintahan Kekhalifahan Rasyidin. Karena kekuatan tempur dan strategi perang kedua belah pihak yang nyaris setara, diajukanlah arbitrase untuk mengurangi jumlah korban yang berjatuhan. Arbitrase ini adalah upaya penyelesaian perseteruan politik antara Ali dan Muawiyah dengan melibatkan pihak ketiga yang diharapkan dapat memberikan keputusan netral. Pihak ketiga untuk merundingkan seteru politik itu adalah Amr bin Ash dari kubu Muawiyah dan Abu Musa Al-Asyari dari kubu Ali bin Abi Thalib. Setelah perundingan itu, Abu Musa Al-Asyari kemudian menyampaikan hasil arbitrase sebagai berikut. “Setelah kami mengadakan pembahasan, kami tidak menemukan jalan keluar yang lebih baik untuk mengatasi kemelut ini, selain mengambil langkah demi kebaikan kita semua, yaitu kami sudah sama-sama sepakat untuk memecat Ali dan Muawiyah dan selanjutnya kita kembalikan kepada Majelis Syura di antara kaum muslimin sendiri," sampaikan Abu Musa Al-Asyari, sebagaimana dikutip dari buku Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam 2014 yang ditulis Yunan Yusuf. Keputusan tahkim ini pun langsung diingkari oleh kubu Muawiyah, yang diikuti dengan kubu Ali bin Abi Thalib. Jejak politik ini rupanya bergeser ke penafsiran agama yang menjadi titik tolak lahirnya tiga aliran Ilmu Kalam dalam Islam sebagai berikut, sebagaimana dikutip dari Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf yang ditulis Ahmad Zaini. 1. Aliran Khawarij yang menolak tahkim atau arbitrase sepenuhnya, serta menanggap bahwa orang-orang yang menyetujui tahkim telah melanggar hukum Islam. Orang yang melanggar hukum Islam telah berdosa besar. Selanjutnya, orang-orang yang melakukan dosa besar tergolong sudah murtad dan keluar dari Islam, serta darahnya halal ditumpahkan. Karena itulah, mereka berencana membunuh empat pentolan pelaku tahkim, yaitu Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asyari. Namun, yang berhasil dibunuh hanya Ali bin Abi Thalib. 2. Aliran Murjiah yang menyatakan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap mukmin dan tidak kafir. Perkara dosa diserahkan kepada Allah SWT, terserah Dia mengampuni atau memasukkan pelakunya ke dalam neraka. 3. Aliran Mu'tazilah yang menolak dua pendapat di atas. Bagi aliran Mu'tazilah, orang berdosa besar tidak bisa dianggap kafir, tidak juga orang mukmin. Pendosa besar berada di posisi antara Islam dan kafir. Penegasan posisi inilah yang menjadi penamaan Mu'tazilah, yang dalam bahasa Arab kesohor dengan sebutan al-manzilah bain al-manzilatain posisi di antara dua posisi. Setelah ketiga aliran di atas, muncul lagi aliran Ilmu Kalam yang terkenal, yaitu Qadariyah dan Jabariah, kemudian Asyariah, Maturidiyah, dan lain sebagainya. Menurut aliran Qadariyah, manusia memiliki kehendak bebas free will dan kebebasan menentukan perbuatannya. Sebaliknya, Jabariah menganggap bahwa manusia ibarat hanya wayang yang digerakkan oleh dalang; tidak memiliki kehendak bebas fatalisme dan tidak memiliki kebebasan menentukan perbuatannya. Dalam perkembangannya, aliran Ilmu Kalam mengadopsi prinsip-prinsip filsafat Yunani untuk memahami akidah Islam. Namun, ahli Ilmu Kalam Mutakallim tidak pernah keluar dari koridor Islam dan tetap memosisikan wahyu, yaitu Al-Quran dan hadis sebagai sumber juga Syafii Maarif Minta Pemerintah Waspadai Teologi Maut Tiga Makna Zakat yang Dilupakan Teologis, Kemanusiaan dan Sosial - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Yulaika Ramadhani

pertanyaan tentang ilmu kalam